Minggu, 14 Maret 2021

me-Nyepi.....

Sumber Pribadi
Tidak terasa sudah beberapa tahun saya tinggal di Bali dan tidak terasa hari ini kembali memasuki hari raya Nyepi, ada sesuatu yang mungkin sedikit unik bagi saya pribadi ketika memasuki 
hari raya suci Nyepi,
Bagi umat Hindu, NYEPI pada dasarnya merupakan pergantian Tahun Saka (Isakawarsa), Nyepi pada 14 Maret 2021 tahun ini resmi 
memasuki Tahun Saka 1943.

Namun, lebih dari sekadar perayaan pergantian tahun, Nyepi juga merupakan hari raya yang disucikan bagi umat Hindu, khususnya bagi hampir lima juta penganutnya di Bali.

Guna menyambut Nyepi, dilangsungkan beberapa ritual, seperti Melasti, Tawur Kesanga, dan Upacara Yoga Samadhi dengan empat pantangan wajib, yakni AMATI GENI atau berpantang menyalakan api, AMATI KARYA atau menghentikan aktivitas kerja, dan AMATI LELAGUAN atau berpantang menghibur diri dan tidak menikmati kesenangan hedonisme, serta AMATI LELUNGAN atau pantang bepergian.

sehari sebelum Nyepi seperti biasa umat Hindu di Bali akan mengarak Ogoh Ogoh (patung raksasa mewakili setan)namum semasa pademi covid 19 mewabah di Indonesia khususnya Bali, maka acara mengarak ogoh ogoh ditiadakan, dalam rangka memutus penyebaran virus corona tsb

Sumber Pribadi



Jika dilihat dari aspek tertentu ogoh-ogoh memiliki beberapa definisi, bagi orang awam ogoh–ogoh adalah boneka raksasa yang diarak keliling desa pada saat menjelang malam sebelum hari raya nyepi (ngerupukan) yang diiringi dengan gamelan bali yang disebut BLEGANJUR, kemudian untuk dibakar. Menurut Wilkipedia bahasa Indonesia,”Ogoh-ogoh adalah seni patung dalam kebudayaan bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Khala,” Bhuta berarti waktu yang tidak terukur,sedangkan Khala berarti kekuatan.dari arti kata diatas maka para cendekiawan hindu dharma mengambil kesimpulan bahwa proses perayaan Ogoh-ogoh melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta, dan waktu yang maha dasyat, kekuatan itu dapat dibagi dua, pertama kekuatan bhuana agung, yang artinya kekuatan alam raya, dan kedua adalah kekuatan Bhuana alit yang berarti kekuatan dalam diri manusia. kedua kekuatan ini dapat digunakan untuk menghancurkan atau membuat dunia bertambah indah.

Sumber Pribadi
Dan sehari setelah Tahun Baru Saka, akan dilangsungkan acara 
Ngembak Geni.
Ditinjau dari etimologi, Ngembak berasal dari bahasa setempat yang memiliki makna “bebas” dan Geni artinya ialah api. Sehingga “Ngembak Geni” bermakna bebas dalam menyalakan api. Dalam artian yang lebih luasnya, Ngembak Geni berarti terbebas dan dipersilahkan kembali untuk melakukan berbagai macam aktifitas seperti sedia kala. Hal ini dimaksudkan karena ketika Upacara Nyepi dilakukan seluruh aktifitas masyarakat Hindu dihentikan dan baru diperbolehkan untuk aktifitas kembali setelah hari raya besar itu selesai.

Segenap keluarga keluar dari rumah masing-masing dan bermaaf-maafan dengan tetangga dan kerabat dalam suasana jiwa dan raga yang telah bersih. Dalam rangkaian ritual Nyepi tersebut, kita bisa melihat betapa umat Hindu berusaha melakukan introspeksi dan penyucian diri serta pertobatan agar terhindar dari kuasa kejahatan.
Dengan jiwa raga yang suci, umat Hindu mencoba menjaga harmoni dengan Sang Pencipta dan alam semesta (semua makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tanaman).

Sumber Google
Dengan demikian, Nyepi berusaha menjaga keseimbangan, mengupayakan harmoni, dan memberi kontribusi positif bagi semesta., Berbicara tentang kontribusi umat hindu, sudah pasti kita harus mengapresiasi apa yang telah mereka lakukan.,Provinsi Bali, misalnya jelas sudah mengharumkan nama Indonesia dalam tata pergaulan dunia, berkat pariwisata dan warisan kultural mereka. Tanpa Bali, jelas ada lubang dalam mozaik Indonesia.

Sumber Google
Tanpa Bali Indonesia yang amat majemuk ini pasti terasa kurang lengkap. Bali telah memperkaya khazanah kebinekaan kita.Meski sebagian besar kita tidak merayakan Nyepi, seiring Nyepi, kita bisa ikut menjaga dan merawat kemajemukan kita sesuai slogan atau moto, Bhinneka Tunggal Ika (Berbeda-beda, tetapi tetap satu).Slogan itu diambil dari Kakawin Sutasoma karya Empu Tantular (1380, yang lengkapnya tertulis, "Bhinneka tunggal ika, tan hana dharma mangrwa" (Berbeda-beda cara beragama, tetapi semuanya satu dalam kebenaran tertinggi).Masa depan dan kemajuan Indonesia sangat ditentukan sejauh mana para warganya masih mampu menghargai kemajemukan dan menyikapi perbedaan.


Sumber Pribadi

Presiden Pertama RI Bung Karno pernah bertanya kepada sejarawan UGM Prof Slamet Muljana, "Kira-kira penghambat terbesar apakah yang paling merintangi Indonesia untuk menjadi negara maju?". Sejarawan kelahiran Yogyakarta 21 Maret 1929 itu menjawab, "Penghambat terbesar itu adalah adanya ideologi atau keyakinan yang anti kebinekaan."Tidak mengherankan jika para pendiri bangsa ini begitu menggarisbawahi pentingnya moto Bhinneka Tunggal Ika yang berangkat dari kenyataan kemajemukan negeri ini Kebinekaan Indonesia terlihat nyata dalam ras, etnik, agama, kepercayaan, warna kulit, bahasa, dan tradisi. Semua bentuk kebinekaan itu menjadi modal sosial yang amat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kebinekaan agama dan kepercayaan sangat mudah dijumpai di masyarakat. Masyarakat terdiri dari beragam penganut agama. Tidak mengherankan dalam hukum positif kita, sampai tertuang jaminan akan kebinekaan dan kebebasan bagi setiap warga bangsa untuk meyakini atau memeluk agama yang dipilih serta menghargai pilihan orang lain.

sumber pribadi
Menurut Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 perubahan ketiga, negara Indonesia adalah negara hukum. 
Pasal 28E ayat (1) menegaskan bahwa setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya. Hak kebebasan beragama dijamin dalam Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan, "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu." Hak beragama diakui sebagai hak yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun berdasarkan Pasal 28I ayat (1) UUD 1945. Konsekuensi dari adanya jaminan tersebut, setiap orang wajib menghormati kebebasan beragama orang lain (Pasal 28J ayat (1) UUD 1945). Di sisi lain, negara bertanggung jawab untuk melindungi, memajukan, dan memenuhi kebebasan beragama sebagai hak asasi manusia (Pasal 28I ayat (4) UUD 1945). Negara juga harus menjamin bahwa seseorang tidak diperlakukan secara diskriminatif atas dasar agama yang diyakini dan ibadat yang dijalankannya (Pasal 28I ayat (2) UUD 1945).

sumber Pribadi
Karena itulah, demi cita-cita meraih kemajuan bangsa, kita harus pandai mengelola kebinekaan dengan sedini mungkin mematikan benih-benih intoleransi dan terus menggiatkan semangat membangun dialog dan toleransi yang jujur. , Dialog di sini jelas bukan untuk membicarakan ajaran dasar, dogma, atau akidah keimanan., Dialog di sini lebih merupakan upaya untuk bertemu, menyapa dalam perjumpaan yang hangat, dan saling menghargai, serta mendiskusikan berbagai macam isu kebangsaan dan kemanusiaan., Lewat perjumpaan seperti itu, kita berharap ke depan jangan ada lagi penganut agama apa pun di negeri ini yang disudutkan.

Rumah NKRI harus menjadi rumah nyaman bagi setiap warganya sehingga tiap-tiap umat bisa berpartisipasi untuk memberikan kontribusi terbaik, Maka setiap pemeluk agama perlu terus didorong mengupayakan dialog, kerja sama, dan segala bentuk interaksi positif, bukan menyandera agama sebagai kekuatan pemecah belah dan anti kebinekaan karena kita tinggal dalam satu bumi yang sama yang diciptakan Satu Pencipta., Dialog itu harus jujur. Perlu dijauhkan pemikiran seolah 'semua agama sama saja, tanpa ada perbedaan sama sekali, Namun kita juga jangan jatuh dalam semangat memutlakkan perbedaan.

Tujuan dari dialog ini ialah untuk mengembangkan saling pengertian dan menjaga agar semangat keindonesiaan kita tidak melapuk.


Sumber Pribadi
Dalam hal ini, mari kita belajar dari Bali.
Ada beberapa hal unik selama saya tinggal dan saya sangat menikmatinya, walaupun kadang agak sering juga bertanya kepada sahabat sahabat di Bali, mengenai berbagai macam ritual keagamaan yang mereka lakukan karena hampir setiap minggu ada upacara keagamaan..
 Dengan tingginya tingkat kunjungan turis lokal maupun Internasional yang datang ke BALI setiap harinya selalu berbeda dan bertambah menurut data pariwisata di central informasi Legian ( perhari mencapai 2000 orang turis Internasional dan 500 orang turis lokal ) sungguh Amazing. Bisa dibayangkan berapa omset APBD yang diperoleh oleh Provinsi Bali setiap bulannya (data dilansir sebelum penutupan bandara internasiona Ngurah rai dan sebelum pademi Covid 19 )

Terciptanya keamanan yang terjamin ini tidak terlepas dari peran serta para tetua adat yang melibatkan para PECALANG (keamanan adat) yang memiliki hak khusus dimana kadang kala keamanan nasional seperti polisi dan tentarapun akan patuh pada pecalang saat digelarnya sebuah acara ritual keagamaan, dan yang bikin salut lagi masyarakat Bali sangat taat dan patuh pada aturan adat, ini yang membedakan dengan kota kota lain di Indonesia


Sumber Pribadi

Sumber Pribadi
Sumber Pribadi
Di provinsi ini yang mayoritas umat Hindu, komunitas Katolik di Palasari atau umat Islam di Kuta Blambangan Kuta Bakung sari dan di Singaraja Bali Utara, bertahun tahun hidup damai dengan mayoritas umat Hindu. Itulah kontribusi Bali dan umat Hindu yang layak kita teladani demi menjaga Indonesia.
Sudah saatnya kita tidak terus diganggu masalah berbau SARA (suku, agama, ras, dan adat ), tetapi fokus pada upaya meraih kemajuan bangsa dan kesejahteraan para warganya.



Andre alias Adi Le'Lucky alias Le'luckylucky
Love Peace & Harmony
From Bandung To Badung From Jabar To Bali
#NKRI_HARGA_MATI


Sabtu, 25 Januari 2020

Tirtha Yatra

 Pura Ponjok Batu (Sumber Pribadi)
Tidak terasa sudah beberapa tahun saya tinggal di Bali, ada sesuatu yang luar biasa bagi saya pribadi saat saya mengikuti pelaksanaan Tirta Yatra
Tirtha Yatra (Dharma Yatra), sendiri merupakan perjalanan ke tempat - tempat suci atau wisata religi , yang bertujuan untuk meningkatkan kesucian pribadi dan memperkuat keimanan kepada Ida Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa yaitu :

Dengan memperluas cakrawala memandang keagungan-Nya sehingga manusia makin teguh mengamalkan ajaran Dharma.
Selain hal di atas, tirta yatra disebutkan juga bertujuan untuk :
Menghayati nilai-nilai sejarah dari objek suci yang dikunjungi, mengimbangi dosa dengan perbuatan-perbuatan dharma. Istilah mengimbangi dosa digunakan karena menurut kepercayaan Hindu, dosa seseorang akan melekat pada atman sebagai karma wasana sesuai dengan ketentuan hukum karmaphala. 
Pura Lempuyang (sumber pribadi)

Perbuatan-perbuatan dharma yang terus menerus mengimbangi pahala perbuatan adharma (dosa) sehingga pada penjelmaan (reinkarnasi) berikutnya atman dapat menjadi manusia yang suputra atau lebih sempurna, 
Demikian penjelasan tujuan dan manfaat dari pelaksanaan Tirtha yatra ini sejauh pemahaman dan pengetahuan penulis yang memang masih awam dan dalam tahap belajar mendalaminya, Dalam penjelasan tersebut juga dijelaskan untuk memaksimalkan manfaat dan pelaksanaan dari Tirtha / Dharma Yatra ini dapat dilakukan yaitu :
  • Mapiuning di Sanggah pamerajan serta mohon doa restu kepada Ida Bethara agar perjalanan selamat tiada halangan apapun.
  • Ngiringang Ida Bhatara Raja Dewata (Dewa Hyang – Roh leluhur) ma-Dharma Yatra (meajar-ajar).
  • Membawa bhakti (aturan / banten ayaban) menurut kemampuan.


Selama dalam perjalanan : 
  • Berpikir, berkata dan berbuat dalam lingkup dharma/agama. 
  • Teguh pada brata. 
  • Mengendalikan diri untuk tidak marah. 
  • Menumbuhkan kasih sayang kepada semua mahluk.

 Sesampai ditempat tujuan 
  • Mandi dengan air suci / membasuh muka dan kepala
  • Bersembahyang dengan mantap menggelar tapa, brata, yoga, samadi. 
  • Bagi para Wiku melakukan puja Surya Sewana. 
  • Bagi para Jero Mangku atau sulinggih melakukan puja menurut kemampuannya. 
  • Melaksanakan sad dharma
  • Dana punia atau pemberian sedekah sebagai ujian atau tapa dalam melepaskan keterikatan jiwa ini dengan benda-benda duniawi.
  • Mohon tirta / air suci untuk digunakan ditempat dan dibawa ketempat masing masing

Tirta Empul (Sumber Pribadi)

Setiba kembali di rumah
Mapiuning di Sanggah pamerajan bahwa telah selamat dalam perjalanan dan berterima kasih. , Menyiratkan tirta yang dimohon di tempat ma-dharma yatra ke semua palinggih-palinggih/arca/pratima yang ada di Sanggah pamerajan, setelah itu disiratkan juga kepada anggota keluarga lain yang tidak sempat turut.
Disebutkan pula, pelaksanaan tirtha yatra ini merupakan bagian dari sad dharma sebagai kewajiban umat Hindu yang harus diakukan.

Dalam Agama Hindu ada empat jalan untuk mencapai atau menuju Tuhan yaitu yang disebut dengan Catur Marga atau disebut juga Catur Marga Yoga yang terdiri dari :
  1. Jnana Yoga yakni cara mencapai atau menyatukan diri dengan Tuhan dengan mengabdikan ilmu pengetahuan untuk kebaikan orang banyak
  2. Raja Yoga yakni cara mencapai atau menyatukan diri dengan Tuhan dengan melakukan brata ,tapa, yoga dan semadhi
  3. Karma Yoga yakni cara mencapai atau menyatukan diri dengan Tuhan dengan melakukan perbuatan-perbuatan mulia dan bermanfaat tanpa pamrih
  4. Bhakti Yoga yakni cara mencapai atau menyatukan diri dengan Tuhan dengan melakukan kebaikan dan sujud bhakti yang tulus dan terus-menerus
Walaupun ada empat cara tetapi tidak ada yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah semuanya baik dan utama tergantung pada bakat atau kemampuan masing-masing. Jalan yang satu berhubungan erat dengan yang lainnya, semuanya akan mencapai tujuannya asal dilakukan dengan tulus ikhlas, ketekunan, kesujudan, keteguhan iman dan tanpa pamrih. Tanpa pamrih adalah melakukan perbuatan-perbuatan atas dasar kesucian dengan penuh keikhlasan demi kesejahteraan umum dengan tidak mengharapkan hasilnya untuk kepentingan diri sendiri.
Pura Pucak Petali (sumber Pribadi)
Jika seseorang mempunyai perasaan yang halus dan mempunyai ketekunan dalam memuja Tuhan maka Bhakti Yoga yang patut ditempuh. Perwujudan Bhakti Yoga adalah melakukan yadnya dan pemujaan atau persembahyangana secara tekun dan terus-menerus. Salah satunya adalah melakukan tirtayatra.

Tirtayatra berasal dari bahasa Sansekerta, Tirta dan Yatra. Tirta artinya pemandian, sungai, kesucian, air, toya atau air suci, sungai yang suci. Secara kenyataan pengertian tirta mengarah ke wujud air. Sedangkan Yatra berarti perjalanan suci. Jadi Tirtayatra adalah perjalanan suci untuk mendapatkan atau memperoleh air suci.

Tirtayatra dalam bahasa sehari-hari di Bali dipahami dengan tangkil atau sembahyang ke pura-pura. Tirtayatra tertulis dalam Kitab Sarasamuscaya 279 yaitu keutamaan tirtayatra itu amat suci,  Artinya tirtayatra tidak memandang orang dalam status apapun, asal didasarkan melalui pelaksanaan bhakti yang tulus ikhlas, tekun, sungguh-sungguh dan nilai kesucian atau kualitas kesucian tirtayatra,  Maka dari itu rajin-rajinlah melaksanakan tirtayatra atau menyucikan diri dengan melaksanakan sembahyang, karena sembahyang adalah tuntunan wajib bagi  umat manusia, apapun agamanya, keyakinan dan kepercayaannya. Tirtayatra sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh umat sejak dulu, sejalan dengan kemajuan dan meningkatnya kesejahteraan maka tempat suci yang dikunjungi semakin luas. Umat semakin menyadari bahwa tirtayatra adalah sebuah yadnya yang paling mudah dilakukan karena dapat dilakukan oleh siapa saja.
Pura Pucak Petali (sumber Pribadi)

Perjalanan suci atau tirtayatra bukanlah perjalanan biasa untuk bersembahyangan namun didalamnya termuat pengendalian diri dan pengekangan diri. Dalam kegiatan tirtayatra terjadi suatu interaksi yang positif diantara para pelaku tirtayatra. Tirtayatra akan mendekatkan antara umat satu dengan yang umat lainnya karena dalam perjalanan akan terjadi suatu komunikasi sosial, suka duka, canda ria dan interaksi lainnya.


pura pojok Batu (sumber pribadi)
 Tirtayatra juga mendekatkan antara umat dengan tempat suci atau pura dalam pengertian si pelaku tirtayatra akan mengetahui lebih dekat dan lebih dalam mengenai situasi, lokasi, sejarah serta nilai kesucian dan kebenaran yang terkandung pada tempat suci yang dikunjungi. Tirtayatra juga mendekatkan antara manusia dengan Sang Pencipta melalui pemujaan yang dilakukan di tempat suci yang dikunjungi. Dengan adanya kedekatan-kedekatan tersebut akan semakin menambah kekaguman akan kemahakuasaan Tuhan dan  meningkatkan rasa bahkti kehadapan-Nya.

pura luhur pucak lempuyang (sumber Pribadi)

Tirtayatra adalah sebuah kegiatan suci dalam rangka penyucian diri secara lahir bathin, 
Sehingga dengan demikian tirtayatra yang dilakukan dengan tekun dan teratur serta sungguh-sungguh dengan penuh kesetiaan, konsentrasi dan kecintaan adalah merupakan pengejawantahan dari Catur Marga. Tirtayatra adalah jalan yang sederhana namun utama. Tirtayatra adalah investasi yang sudah pasti mendapatkan kebaikan.


Tirtayatra akan meningkatkan keyakinan atau srada dari umat terhadap kebenaran dan kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 
Dengan bertirtayatra mengarahkan badan dan jiwa kepada kesehatan, ketentraman, kedisplinan, kebijaksanaan, keharmonisan, kehormatan, kesucian, kebenaran dan terakhir kemanunggalan dengan Hyang Pencipta. Melalui tirtayatra manusia menuju pada penebusan dosa, pembebasan keterikatan, mencapai hidup yakni Mokshartam Jagadhita ya ca iti Dharma.

Bertirtayatra akan mendapatkan pancaran kesucian pikiran, perkataan dan perbuatan (Tri Kaya Parisudha). Dalam hal ini akan terlatih dalam pengendalian diri dalam kesucian, aura kesucian ini akan terpancar pada orang-orang yang ada di dekatnya, ataupun pada lingkungan tempat mereka tinggal.
Tirtayatra menumbuhkan kepekaan sosial, meningkatkan gairah seni dan keselarasan jiwa. Dengan cara sederhana ini kita memuja mohon restu dan anugrah kesucian. Semakin sering  dan tekun dilakukan maka semakin terbuka jalan menuju penyatuan dengan Sang Hyang Sangkan Paraning Dumadi.
Ketika kelak nanti Sang Jiwa telah meninggalkan badan kasar ini maka teman sejati yang akan mengantar adalah subha dan asubha karma atau catatan tentang perbuatan baik dan perbuatan buruk yang dilakukan selama diberi kesempatan di dunia ini. Kebajikan-kebajikan spiritual yang telah diperbuat di dunia ini yang mengantar sang jiwa menuju alam yang lebih MULIA

Andre alias Le'Luckylucky
from Bandung to Badung
from Jabar to Bali
#NKRI_Harga_Mati

Kamis, 23 Januari 2020

HSFCB Road To Rancabuaya




salam satu aspal
Mantaaap, luaaar biasaaaa, dashyat touring santai HSFCB pada tanggal 18-19 Februari 2017
itu ungkapan awal yang dikeluarkan dari otak , mengenai touring kali ini, knapaaa..? oke lets stars your Engine....
touring santai kali ini merupakan touring perdana kepengurusan HSFCB yang baru terbentuk setelah MUBES ke IV pada tanggal 22 Januari 2017
informasi touring santai ini sudah kami dengar sebelumnya kurang lebih 1 bulan kebelakang.
agenda touring HSFCB kali ini dengan tujuan Rancabuaya, dimana rancabuaya ? ni ini disini
Dan touring kali ini bagi saya pribadi agak sedikit berbeda dengan sebelumnya karena touring kali ini saya tidak menggunakan tunggangan kesayangan, namun menggunakan motor pinjaman milik dari member HSFCB 001, its oke berhubung motor #075 saat ini sedang berada di Pulau dewata, dan untuk dapat mengikuti serta menghadiri touring kali ini #075 harus berjibaku dengan waktu, pekerjaan, keluarga dan jarak yang harus ditempuh ( Bali-Bandung-Bali-Bandung walau nailk pesawat tetep we cape) namun rasa lelah dan rasa cape terbayar dengan menikmati perjalan touring santai HSFCB ini,

selain merupakan jadwal rutin yang dikeluarkan oleh Pengurus HSFCB, touring kali ini pun merupakan agenda Fun,dan pengurus kembali menginformasikan tentang agenda tersebut via media social Whatsapp, antusiasme rekan rekan HSFCB untuk mengikuti touring ini cukup jempoler, karena yang daftar megikuti touring kali ini melibatkan hampIr semua angkatan dari angkatan satu sampai  angkatan VII berikut caang, suNgguh luar biasa (walaupun ada beberapa rekan yang terpaksa tidak dapat menghadiri agenda touring kali ini karena satu hal yang tidak dapat ditinggalkan) ok next session will be better bradah...
sumber Pribadi
diputuskan untuk engine on sekitar pukul 07.00 WIB pagi hari dan tikum/titik kumpul dikonsentrasikan di sebuah mini market di jalan raya BANJARAN, tepat pukul 07.00 WIB beberapa member dan pengurus sudah merapat di titik kumpul, satu persatu bikers berdatangan menuju titik kumpul biasa WIB Waktu Indonesia bagian Bikers, ngaret sudah menjadi hal yang lumrah hahahaha termasuk #075 salah satu peserta yang terlambat datang itu pun setelah dijemput dan dibangunkan oleh #076 .. mungkin lelah setelah menempuh perjalanan dan terkontaminasi TURBULENSI pesawat begitu landing di bandung sekitar pukul 21.00 WIB dilanjut gudar gedor mencari motor, alhamdulilah ada banyak tawaran motor yang diberikan oleh member HSFCB, I pround of you Guys, akhirnya baru nyampe rumah dan istirahat sekitar pukul 02.30 WIB, dan terbangun karena dibangunin #076 sekitar pukul 06.00 WIB,..bla bla bla dan sampai di TIKUM sekitar pukul 08.00 WIB soriiiiiiii ya guys hehehe
sumber Pribadi
sumber Pribadi
Ritual Narsis sebelum berangkat
 tepat pukul 08.30 WIB kami prepare setelah Instruksi dari ketum dan #004 di lanjut #020....lets Engine on bradah dengan posisi RC langsung oleh #020 lets get rock n roll on your street bro, setelah menempuh kurang lebih 2km akhirnya kami bertemu dengan rombongan pertama yang sudah jalan duluan dan menunggu rombongan kami (seharusnya sich satu rombongan maklum ada yang kesiangan hehe maaf ya TUM !! ) selang 10 menit kemudian kami semua memulai perjalan kali ini menuju Rancabuaya
sumber kang Tio #035
 rute yang akan kami lalui adalah
Bandung - Pengalengan - Cisewu - Rancabuaya
Pantai Rancabuaya dapat ditempuh melalui rute Bandung - Pengalengan - Cisewu - Rancabuaya. Jalan pegunungan berkelok yang cukup mulus, jenis aspal siram dengan lebar jalan (4 meter). Pemandangan kiri kanan jalan enak utk dinikmati. Kondisi jalan sedikit menantang karena sebagian besar berada di tepi gunung, degan bahu jalannya yang sempit untuk berpapasan atau untuk parkir menepi. Ada sedikit longsoran di beberapa tempat, tapi tak begitu banyak. Secara kesuluruhan jalan cukup baik yg bisa dilewati karena pendeknya belokan, dan tanjakan nya yang cukup unik, rata2 kecepatan hanya 20-30 km/jam saja.

Pit Stop pertama (sasak geulis)
sumber pribadi
sumber pribadi
Pit Stop  ke DUA Jembatan CILAYU (Jl pangalegan-cileunca)
sumber pribadi
sumber pribadi
Perjalanan kami lanjutkan dengan rute yang normal begitu memasuki CISEWU  tiba tiba turun hujan yang cukup deras sehingga kami kembali masuk pit stop
 Pit Stop ke TIGA (Cilayu )

sumber pribadi
sumber pribadi
setelah dirasa cukup maka kami segera bergegas melanjutkan perjalanan menuju rancabuaya, tepat pukul 13.45 WIB kami tiba di Villa Negla Rancabuaya..akhiirnya bisa bernafas lega dengan membuka helm, syal , jaket, sepatu dan akhirnya kita makan siang bersama
sumber pribadi
sumber pribadi
Namun sayang #071 tidak dapat menginap dengan alasan boncengernya belum bisa dibawa nginap  hmmmmmmmm,  semakin curiga saja ini… tapi okelah semoga dilancarkan perjalanannya sampai pelaminan  #upssss,  Setelah asik menikmati nyamannya villa beberapa rekan banyak yang di cemplungin ke kolam di tengah area komplek villa tersebut termsuk Ketum pun di cemplungin hahaha
luar biasa,
sumber WA group HSFCB
sumber WA group HSFCB
sumber WA group HSFCB
dan sekitar pukul 15.00 WIB Saya dapat informasi bahwa #050 telah sampai racabuaya namun belok dulu sebentar sekedar untuk beli balabala
tanpa terasa waktu sudah mulai malam, setelah makan malam dilanjut malam pengakraban dengan sambutan dari Ketum, serta sepatah duapatah kata dari beberapa Member,
sumber pribadi
sumber pribadi, perhatikan dengan seksama adakah yang ganjil ?
yang kemudian dilanjut dengan api unggun semakin terasa kebersamaan diantara kita
 
sumber pribadi
tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 23.30WIB mari kita istirahat
namun tepat pukul 24.00 WIB  #075 dan #050 menyemplungkan diri kekolam renang sekedar rehat dan menikmati malam yang cerah di rancabuaya dan ternyata di ikuti juga ikut berenang #060, #089, dan beberapa caang ..

sumber pribadi
sumber pribadi
raja pantai selatan dari banjaran
seru seru.. dimana setelah berenang dilanjut maen kartu remi hingga adzan shubuh berkumandang. Sangat disayangkan #063 harus menjadi RT dipermainan ini hahaha


HARI KEDUA

Pagi hari diisi dengan hiburan ringan
setelah selesai dilanjut sarapan pagi, dan prepare OTW balik Bandung dengan rute yang sama dengan keberangkatan 

sumber pribadi
sumber pribadi
namun sebelumnya kami menyempatkan terlebih dahulu foto bersama di pinggir pantai
sumber pribadi
sumber pribadi
sumber pribadi

setelah puas foto foto, dan air laut sudah mulai naik maka kami bergegas meninggalkan pantai walau bari ripuh da pada ngabeubus ban motor di pasir laut lebih kasihan lagi #010 motor ditinggal di jalur masuk dan kami pulang melewati jalur yang berbeda tobaaaaaat hampura nya kang, setelah peserta lengkap kembali kami engine on rock n roll hingga sampai pada pit stop 

Fit stop alun alun Talegong
sumber WA group HSFCB
Sambil menunggu motor yang trouble kami manfaatkan untuk melepas lelah, sekitar pukul 02.00 wib kami kembali engine on dengan menembus kabut yang mulai turun sepanjang perjalan hingga pangalengan, .. akhirya kami sampai di sebua minimarket tempat tikum terakhir, setelah dicek oleh pengurus kelengkapan peserta maka peserta diperbolehkan pulang kerumah masing, 
Pit stop terakhir
sumber pribadi
sumber pribadi
begitupun #075 pulang sendiri menuju arah Timur namun tersesat di area jalan RS AlIksan, untung Ketum  kelihatan meluncur segera diikuti dan akhirya menemukan jalan yang benar hahaha…
sungguh pengalaman yang sangat luar biasa touring, adventure, cornering, dan Funnya , terimakasih HSFCB, terimakasih my StreetFire,

see u in next Trip.... COMPACTNESS FOR BROTHERHOOD