Sabtu, 25 Januari 2020

Tirtha Yatra

 Pura Ponjok Batu (Sumber Pribadi)
Tidak terasa sudah beberapa tahun saya tinggal di Bali, ada sesuatu yang luar biasa bagi saya pribadi saat saya mengikuti pelaksanaan Tirta Yatra
Tirtha Yatra (Dharma Yatra), sendiri merupakan perjalanan ke tempat - tempat suci atau wisata religi , yang bertujuan untuk meningkatkan kesucian pribadi dan memperkuat keimanan kepada Ida Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa yaitu :

Dengan memperluas cakrawala memandang keagungan-Nya sehingga manusia makin teguh mengamalkan ajaran Dharma.
Selain hal di atas, tirta yatra disebutkan juga bertujuan untuk :
Menghayati nilai-nilai sejarah dari objek suci yang dikunjungi, mengimbangi dosa dengan perbuatan-perbuatan dharma. Istilah mengimbangi dosa digunakan karena menurut kepercayaan Hindu, dosa seseorang akan melekat pada atman sebagai karma wasana sesuai dengan ketentuan hukum karmaphala. 
Pura Lempuyang (sumber pribadi)

Perbuatan-perbuatan dharma yang terus menerus mengimbangi pahala perbuatan adharma (dosa) sehingga pada penjelmaan (reinkarnasi) berikutnya atman dapat menjadi manusia yang suputra atau lebih sempurna, 
Demikian penjelasan tujuan dan manfaat dari pelaksanaan Tirtha yatra ini sejauh pemahaman dan pengetahuan penulis yang memang masih awam dan dalam tahap belajar mendalaminya, Dalam penjelasan tersebut juga dijelaskan untuk memaksimalkan manfaat dan pelaksanaan dari Tirtha / Dharma Yatra ini dapat dilakukan yaitu :
  • Mapiuning di Sanggah pamerajan serta mohon doa restu kepada Ida Bethara agar perjalanan selamat tiada halangan apapun.
  • Ngiringang Ida Bhatara Raja Dewata (Dewa Hyang – Roh leluhur) ma-Dharma Yatra (meajar-ajar).
  • Membawa bhakti (aturan / banten ayaban) menurut kemampuan.


Selama dalam perjalanan : 
  • Berpikir, berkata dan berbuat dalam lingkup dharma/agama. 
  • Teguh pada brata. 
  • Mengendalikan diri untuk tidak marah. 
  • Menumbuhkan kasih sayang kepada semua mahluk.

 Sesampai ditempat tujuan 
  • Mandi dengan air suci / membasuh muka dan kepala
  • Bersembahyang dengan mantap menggelar tapa, brata, yoga, samadi. 
  • Bagi para Wiku melakukan puja Surya Sewana. 
  • Bagi para Jero Mangku atau sulinggih melakukan puja menurut kemampuannya. 
  • Melaksanakan sad dharma
  • Dana punia atau pemberian sedekah sebagai ujian atau tapa dalam melepaskan keterikatan jiwa ini dengan benda-benda duniawi.
  • Mohon tirta / air suci untuk digunakan ditempat dan dibawa ketempat masing masing

Tirta Empul (Sumber Pribadi)

Setiba kembali di rumah
Mapiuning di Sanggah pamerajan bahwa telah selamat dalam perjalanan dan berterima kasih. , Menyiratkan tirta yang dimohon di tempat ma-dharma yatra ke semua palinggih-palinggih/arca/pratima yang ada di Sanggah pamerajan, setelah itu disiratkan juga kepada anggota keluarga lain yang tidak sempat turut.
Disebutkan pula, pelaksanaan tirtha yatra ini merupakan bagian dari sad dharma sebagai kewajiban umat Hindu yang harus diakukan.

Dalam Agama Hindu ada empat jalan untuk mencapai atau menuju Tuhan yaitu yang disebut dengan Catur Marga atau disebut juga Catur Marga Yoga yang terdiri dari :
  1. Jnana Yoga yakni cara mencapai atau menyatukan diri dengan Tuhan dengan mengabdikan ilmu pengetahuan untuk kebaikan orang banyak
  2. Raja Yoga yakni cara mencapai atau menyatukan diri dengan Tuhan dengan melakukan brata ,tapa, yoga dan semadhi
  3. Karma Yoga yakni cara mencapai atau menyatukan diri dengan Tuhan dengan melakukan perbuatan-perbuatan mulia dan bermanfaat tanpa pamrih
  4. Bhakti Yoga yakni cara mencapai atau menyatukan diri dengan Tuhan dengan melakukan kebaikan dan sujud bhakti yang tulus dan terus-menerus
Walaupun ada empat cara tetapi tidak ada yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah semuanya baik dan utama tergantung pada bakat atau kemampuan masing-masing. Jalan yang satu berhubungan erat dengan yang lainnya, semuanya akan mencapai tujuannya asal dilakukan dengan tulus ikhlas, ketekunan, kesujudan, keteguhan iman dan tanpa pamrih. Tanpa pamrih adalah melakukan perbuatan-perbuatan atas dasar kesucian dengan penuh keikhlasan demi kesejahteraan umum dengan tidak mengharapkan hasilnya untuk kepentingan diri sendiri.
Pura Pucak Petali (sumber Pribadi)
Jika seseorang mempunyai perasaan yang halus dan mempunyai ketekunan dalam memuja Tuhan maka Bhakti Yoga yang patut ditempuh. Perwujudan Bhakti Yoga adalah melakukan yadnya dan pemujaan atau persembahyangana secara tekun dan terus-menerus. Salah satunya adalah melakukan tirtayatra.

Tirtayatra berasal dari bahasa Sansekerta, Tirta dan Yatra. Tirta artinya pemandian, sungai, kesucian, air, toya atau air suci, sungai yang suci. Secara kenyataan pengertian tirta mengarah ke wujud air. Sedangkan Yatra berarti perjalanan suci. Jadi Tirtayatra adalah perjalanan suci untuk mendapatkan atau memperoleh air suci.

Tirtayatra dalam bahasa sehari-hari di Bali dipahami dengan tangkil atau sembahyang ke pura-pura. Tirtayatra tertulis dalam Kitab Sarasamuscaya 279 yaitu keutamaan tirtayatra itu amat suci,  Artinya tirtayatra tidak memandang orang dalam status apapun, asal didasarkan melalui pelaksanaan bhakti yang tulus ikhlas, tekun, sungguh-sungguh dan nilai kesucian atau kualitas kesucian tirtayatra,  Maka dari itu rajin-rajinlah melaksanakan tirtayatra atau menyucikan diri dengan melaksanakan sembahyang, karena sembahyang adalah tuntunan wajib bagi  umat manusia, apapun agamanya, keyakinan dan kepercayaannya. Tirtayatra sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh umat sejak dulu, sejalan dengan kemajuan dan meningkatnya kesejahteraan maka tempat suci yang dikunjungi semakin luas. Umat semakin menyadari bahwa tirtayatra adalah sebuah yadnya yang paling mudah dilakukan karena dapat dilakukan oleh siapa saja.
Pura Pucak Petali (sumber Pribadi)

Perjalanan suci atau tirtayatra bukanlah perjalanan biasa untuk bersembahyangan namun didalamnya termuat pengendalian diri dan pengekangan diri. Dalam kegiatan tirtayatra terjadi suatu interaksi yang positif diantara para pelaku tirtayatra. Tirtayatra akan mendekatkan antara umat satu dengan yang umat lainnya karena dalam perjalanan akan terjadi suatu komunikasi sosial, suka duka, canda ria dan interaksi lainnya.


pura pojok Batu (sumber pribadi)
 Tirtayatra juga mendekatkan antara umat dengan tempat suci atau pura dalam pengertian si pelaku tirtayatra akan mengetahui lebih dekat dan lebih dalam mengenai situasi, lokasi, sejarah serta nilai kesucian dan kebenaran yang terkandung pada tempat suci yang dikunjungi. Tirtayatra juga mendekatkan antara manusia dengan Sang Pencipta melalui pemujaan yang dilakukan di tempat suci yang dikunjungi. Dengan adanya kedekatan-kedekatan tersebut akan semakin menambah kekaguman akan kemahakuasaan Tuhan dan  meningkatkan rasa bahkti kehadapan-Nya.

pura luhur pucak lempuyang (sumber Pribadi)

Tirtayatra adalah sebuah kegiatan suci dalam rangka penyucian diri secara lahir bathin, 
Sehingga dengan demikian tirtayatra yang dilakukan dengan tekun dan teratur serta sungguh-sungguh dengan penuh kesetiaan, konsentrasi dan kecintaan adalah merupakan pengejawantahan dari Catur Marga. Tirtayatra adalah jalan yang sederhana namun utama. Tirtayatra adalah investasi yang sudah pasti mendapatkan kebaikan.


Tirtayatra akan meningkatkan keyakinan atau srada dari umat terhadap kebenaran dan kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 
Dengan bertirtayatra mengarahkan badan dan jiwa kepada kesehatan, ketentraman, kedisplinan, kebijaksanaan, keharmonisan, kehormatan, kesucian, kebenaran dan terakhir kemanunggalan dengan Hyang Pencipta. Melalui tirtayatra manusia menuju pada penebusan dosa, pembebasan keterikatan, mencapai hidup yakni Mokshartam Jagadhita ya ca iti Dharma.

Bertirtayatra akan mendapatkan pancaran kesucian pikiran, perkataan dan perbuatan (Tri Kaya Parisudha). Dalam hal ini akan terlatih dalam pengendalian diri dalam kesucian, aura kesucian ini akan terpancar pada orang-orang yang ada di dekatnya, ataupun pada lingkungan tempat mereka tinggal.
Tirtayatra menumbuhkan kepekaan sosial, meningkatkan gairah seni dan keselarasan jiwa. Dengan cara sederhana ini kita memuja mohon restu dan anugrah kesucian. Semakin sering  dan tekun dilakukan maka semakin terbuka jalan menuju penyatuan dengan Sang Hyang Sangkan Paraning Dumadi.
Ketika kelak nanti Sang Jiwa telah meninggalkan badan kasar ini maka teman sejati yang akan mengantar adalah subha dan asubha karma atau catatan tentang perbuatan baik dan perbuatan buruk yang dilakukan selama diberi kesempatan di dunia ini. Kebajikan-kebajikan spiritual yang telah diperbuat di dunia ini yang mengantar sang jiwa menuju alam yang lebih MULIA

Andre alias Le'Luckylucky
from Bandung to Badung
from Jabar to Bali
#NKRI_Harga_Mati

Tidak ada komentar :

Posting Komentar